Jumat, 18 Februari 2011

Pantau Polusi Udara via Visibility





Dengan memanfaatkan kombinasi fasilitas kamera, fitur GPS dan akselerometer, smartphone bisa disulap menjadi sensor untuk memantau kadar polusi udara


Bila kita punya niat mulia, banyak jalan lho untuk peduli pada kondisi lingkungan, caranya bisa dipilih dari yang sederhana sampai yang rada-rada berbau high tech. Untuk yang berbau high tech salah satu terobosannya bisa dilakukan lewat teknologi ponsel pintar yang kini semakin canggih. Apa yang bisa diperbuat si ponsel? Dengan dukungan sistem operasi bak sebuah komputer, sebuah ponsel pintar (smartphone) bisa menjadi alat sensor udara dengan beragam fitur yang dimiliki.

Contohnya seperti terobosan yang dilakukan tim peneliti dari University of Southern California Viterbi School of Engineering di Amerika Serikat, mereka menciptakan aplikasi Visibility pada awal September lalu. Aplikasi ini sejatinya masih berupa eksperimen, namun terobosan aplikasi ini tergolong menarik, memanfaatkan jalur fitur standar yang ada di ponsel dengan hasil guna yang maksimal. Visibility diciptakan sebagai aplikasi untuk mengukur tingkat polusi udara di suatu area yang diakibatkan debu, asap knalpot dan partikal karbon.

Bagaimana proses kerja Visibility? Aplikasi ini bekerja dengan cara yang tak terlalu rumit, pengguna cukup mengaktifkan aplikasi dan menjepret foto suasana langit (udara) dimana obyek berada. Nah, hasil foto suasana langit diterjemahkan aplikasi Visibility dalam file hitam putih yang selanjutnya output foto dikirim ke server komputer di laboratorium. Mengirim gambarnya so pasti via jalur high tech dong, alias lewat media GPRS/3G dan HSDPA. Artinya ponsel harus terkoneksi dengan internet.






Saat file foto dikirimkan ke server, secara bersamaan Visibility menyertakan data-data pendukung yang ada di TKP (tempat kejadian perkara-red) berupa informasi koordinat GPS, posisi kompas, jam dan akselerometer. Nantinya komputer disisi server akan membandingkan nilai pencahayaan dari langit yang ada di foto untuk model algoritma dalam jangka waktu tertentu dimana gambar tersebut diambil. Bila foto di langit tak seterang hasil gambar sebelumnya, itu artinya sebagian sinar matahari tak terserap sempurna melalui atmosfer, bisa jadi penyebabnya sinar matahari terhalang kabut akibat asap aerosol.

Hasil olah data di server kemudian dikirimkan kembali ke pengguna ponsel, berisi tingkat polusi udara. Salah satu yang penting dari solusi ini adalah kekuatan database yang dibangun, sebab server Visibility menyimpan informasi yang didapat dari himpunan informasi di suatu daerah. Secara sederhana bisa disebut Visibility bisa berjalan dengan semangat ”dari kita untuk kita”.

Saat pengguna mengambil foto, penting bahwa posisi kamera harus diambil dengan sudut orientasi langit yang tepat. Guna memudahkan, sebelum obyek di foto terdapat panduan layar untuk memfokuskan obyek menggunakan akselerometer untuk menentukan sudut yang tepat. Visibility sampai saat ini telah diuji di beberapa lokasi, seperti di dekat stasiun pemantauan polusi udara konvensional di Los Angeles.

Visibility saat ini tersedia sebagai aplikasi yang bisa diunduh gratis, para peneliti berharap bahwa banyak orang akan menggunakannya, sehingga mereka dapat memberikan umpan balik untuk perbaikan. Visibility saat ini baru tersedia dalam versi aplikasi Android, kedepan akan dibuat versi untuk iPhone.


referensi :

(Haryo Adjie Nogo Seno) www.selular.co.id
http://www.kuliselular.com/2010/12/pantau-polusi-udara-via-visibility.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar